Lebih Dekat Dengan Forum Literasi Pemalang


Warga Pemalang patut bangga dan bersyukur, bahwa di tengah-tengah kondisi “krisis” budaya baca kita masih terdapat sejumlah kalangan muda yang memiliki optimisme tinggi untuk membangun masa depan unggul yang akrab dengan literasi. mereka adalah para pemuda yang tergabung dalam Forum Literasi Pemalang yang menjadi salah satu penggerak bagi usaha perbaikan literasi di wilayah Pemalang, khususnya bagi daerah-daerah yang minim akses terhadap bahan-bahan bacaan dan segala macam kegiatan yang berbau literasi.
Komunitas yang digawangi oleh Dedi dan rekan-rekannya ini didirikan berbarengan dengan kegiatan Camp Literasi #1 yang dilaksanakan di Taman Baca Banyu Bening Desa Bulakan Kecamatan Belik pada 5-6 Oktober 2019 lalu. Pendiriannya dilatarbelakangi oleh kesadaran pemuda-pemuda Pemalang atas masa depan literasi di wilayah Pemalang.
“awal mula berdirinya forum ini ditujukan sebagai jembatan atau wadah bagi seluruh taman baca dan pegiat-pegiat literasi yang ada di Pemalang untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Pendiriannya atas dasar kesadaran pemuda-pemuda di Pemalang terkait budaya literasi generasi penerus. Khususnya bagi solusi atas beberapa kondisi tidak mendukung seperti kurangnya dukungan dari pemerintah, pergaulan serta kemajuan teknologi yang tidak diadaptasi dan dimanfaatkan dengan baik.” Ujar Khafif Pudin salah satu anggota komunitas ini.
Dengan menggandeng pemuda dari berbagai kalangan dan wilayah di Pemalang, hingga kini Forum Literasi Pemalang telah digerakkan oleh lebih dari 100 (seratus) anggota di dalamnya. Berbagai kegaitan di bidang literasi telah dilaksanakan sejak pendiriannya. Sebagaimana diutarakan oleh Khafif, komunitas ini telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti pelatihan mendongeng, membuat antologi puisi, lapak buku, pembuatan taman baca, pertemuan rutin 1 (satu) bulan sekali. Terakhir mereka terlibat dalam kegaiatan pencegahan dan penanganan Covid-19 dengan membagikan masker dan membuka dapur umum.
Untuk pertemuan rutin komunitas, ia menimpali bahwa pelaksanaannya dilakukan dengan sistem rolling atau bergilir di setiap taman baca yang ada di Pemalang. Selain aktif melaksanakan kegaitan pertemuan, penyediaan fasilitas baca juga telah dilakukan dengan membangun taman baca di beberapa tempat, misalnya  yang telah berdiri di Majalangu dan Ulujami. Ke depan pendirian taman baca akan kembali dilakukan khususnya di beberapa daerah pelosok di Pemalang yang notabenenya memiliki kendala terhadap akses bahan-bahan bacaan seperti buku.
Sebagai komunitas yang mandiri, sistem keanggotaannya berjalan dengan terbuka dan lentur. Yakni bagi yang ingin menjadi anggota dan memiliki komitmen untuk memajukan budaya literasi di Pemalang cukup dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh komunitas ini. namun tentu saja tidak sebatas itu, melalui pertemuan dan musyawarah rutin setiap anggotanya diharapkan dapat menyumbangkan ide-ide segar dalam usaha memajukan kehidupan literasi di Pemalang.
Namun yang perlu dicatat dan diingat adalah bahwa berdirinya komunitas ini tidak serta merta dapat menjamin secara keseluruhan perbaikan kualitas literasi masyarakat. Tentu dibutuhkan sinergi, kerjasama, dan kesadaran masing-masing individu sebagai bagian dari masyarakat untuk menghargai betul pentingnya aktivitas membaca dan lain-lain hal yang menyertainya. Sehingga cara terbaik untuk bangga dan bersyukur atas kehadiran komunitas-komunitas semacam ini adalah dengan ikut mengambil peran dalam usaha perbaikan budaya baca tulis di masyarakat. Setidak-tidaknya untuk diri sendiri.

Penulis : M. Rifai Yusuf
Previous
Next Post »
Thanks for your comment