Minggu, 21 Juni 2020 IMPP Komisariat UIN Walisongo gelar debat
kandidat via daring atau online. Hal ini berbeda dengan agenda pelaksanaan
debat calon ketua umum tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan secara
langsung. Situasi yang belum mendukung akibat pandemi Covid-19 menjadi dasar
pertimbangan dilakukannya debat kandidat secara online. Debat dilaksanakan dari
kediaman masing-masing calon dengan memanfaatkan aplikasi Zoom Meeting dan
telah di tayangkan pada chanel Youtube IMPP UIN Walisongo, dapat diakses
melalui https://youtu.be/LvfqCp8Da-4
Adapun bakal calon yang akan menggantikan ketua umum pada periode
mendatang diantaranya adalah Musa Andika (nomor urut 1) angkatan 2018, Fadil
Muhaimin (nomor urut 2) angkatan 2019, Mahfud Alamul Huda (nomor urut 3)
angkatan 2019, dan Faizal Ali Mahfudin (nomor urut 4) angkatan 2018.
Berbagai rencana perbaikan ditawarkan oleh masing-masing kandidat.
Misalnya Musa Andika yang menganggap bahwa kekeluargaan organisasi sangat
kental, namun itu saja tidak cukup, “menurut saya sebagai mahasiswa, perihal
intelektualitas juga patut diperhatikan.” Demikian ia menegaskan. Sedikit
berbeda dengan Mahfud yang menegaskan pada aspek solidaritas anggota.
Faizal juga memiliki sudut pandang yang berbeda, dirinya
memfokuskan pada aspek integritas. “setidaknya saya punya pandangan ke depan
bagaimana IMPP dikelola, yakni perbaikan pada aspek-aspek kedisiplinan, tanggung
jawab, serta meningkatkan produktifitas setiap departemen dalam hal pelaksanaan
program kerja masing-masing”. Namun tentu secara keseluruhan pandangan para
kandidat mengarah pada satu visi, yakni pengelolaan organisasi yang lebih baik.
Meskipun memberikan pengalaman baru, pelaksanaan debat ini tidak
serta merta berjalan dengan baik. Ada kendala yang tetap membuat debat kandidat
kali ini dinilai kurang efektif dan kondusif, permasalahan utamanya adalah
kendala jaringan. hal ini juga diakui oleh beberapa bakal calon, misalnya
sebagaimana diutarakan oleh kandidat nomor urut 3 yang sedikit mengeluhkan adanya kendala
tersebut.
“terkait debat kandidat yang dilaksanakan secara online menurut
saya kurang kondusif, karena ada peserta yang terkendala sinyal sehingga
mengganggu jalannya diskusi” tutur Mahfud. Hal yang senada juga diutarakan oleh
Musa Andika yang menyebut kendala sinyal menyebabkan debat tidak efektif.
Kendati terkendala beberapa hal, pelaksanaan debat kandidat online
untuk pertama kalinya ini patut untuk diapresiasi. Setidaknya ini dapat
dijadikan sebagai pengalaman untuk menghadapi hal serupa jika terjadi di masa
mendatang. Proses evaluasi atas kegiatan ini tentu akan dijadikan bahan
pertimabangan bagi pelaksanaan kegiatan ke depan. Pelaksanaan debat ini adalah
sebagai bentuk adaptasi dan fleksibilitas agenda kegiatan yang harus menaruh
perhatian pada situasi dan kondisi terkini.
Penulis : M. Rifai Yusuf
Penulis : M. Rifai Yusuf
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon