Menjadi Aktivis, Akademis, Atau Bisa Dua Duanya (Antropologi Kampus)

 Antropologi Kampus

Menjadi Aktivis, Akademis, Atau Bisa Dua Duanya

Diskusi Bulanan #1

Pada tanggal 06 September 2023 Departemen Pendidikan dan Wacana IMPP UIN Walisongo Semarang mengadakan diskusi bulanan untuk yang pertama kali dengan mengusung judul “ Menjadi Aktivis, Akademis, Atau Bisa Dua Duanya”. Diskusi diadakan pada sore hari pukul 16.00-17.30 bertempat di Juras. Dihadiri oleh para kader dan anggota IMPP UIN Walisongo Semarang dan juga pemateri yaitu Afanthoni Alama Jidan yang merupakan Presiden Dema  F FISIP UIN  Walisongo semarang sekaligus demisioner anggota IMPP UIN Walisongo Semarang. Diskusi ini diadakan guna memeperkenalkan kepada para maba terkait tipe tipe mahasiswa didalam kampus, karena sebagai mahasiswa perlu memahami tipe-tipe mahasiswa, sehingga mampu menempatkan dirinya dalam tipe yang seperti apa. 

Diskusi dimulai dengan dibuka oleh moderator, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari pemateri. Setelah pemateri selesai menjelaskan, para peserta dipersilahkan untuk bertanya maupun berpendapat. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti diskusi sore itu, hal ini terbukti dengan adanya beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para peserta. 

Berbicara terkait mejadi aktivis ataupun akademis, kita sebagai mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan kalimat itu. Aktivis yang kita tau adalah mereka para mahasiswa yang gemar mengikuti organisasi organisasi baik itu intra, ekstra, maupun sosial, ada pula orang yang memberikan definisi lain, aktivis yakni orang yang mencari masalah dan menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan mahasiswa akademis yaitu mereka para mahasiswa yang lebih cenderung fokus terhadap urusan akademiknya. Tidak jarang dari kita berangapan bahwa ketika kita menjadi seorang aktivis, maka kita akan kesulitan dalam bidang akademik, begitupun sebaliknya. Namun, sebenarnya kedua hal itu merupakan hal yang sama sama penting, dan juga dapat kita raih dua- duanya.

Seperti yang dikatakan oleh mas Jidan yaitu: “ menjadi mahasiswa kita punya kewajiban untuk belajar, mengikuti mata kuliah perkuliahan, mengerjakan tugas, dsb. Namun, ketika kita berani untuk menjadi lebih dari itu kita akan mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan lebih luas. apalagi sebagai mahasiswa yang dianggap semuanya itu serba bisa. Dengan kita menjadi aktivis, entah itu kita mengikuti organisasi ataupun kegiatan sosial dsb, kita dapat belajar ilmu yang nantinya dapat berguna saat kita kembali ke masyarakat. Contoh kecilnya orang yang mengikuti organisasi pasti akan menjumpai permasalahan didalam organisasinya, baik itu dengan anggota ataupun dirinya sendiri. dari hal tersebut kita dapat belajar manajemen konflik yang nantinya juga sangat kita butuhkan dalam kehidupan selanjutnya. Akan tetapi menjadi aktivis juga jangan menjadikan kita alasan untuk tidak memperhatikan akademik kita, karena kita sebagai mahasiswa yaitu mempunyai tugas untuk belajar.” Ujarnya.


Penulis 

Tim Departemen Pendidikan dan Wacana

Previous
Next Post »
Thanks for your comment